Selasa, 13 Februari 2018

Kemana Nilai Moral dan Etika Saat Ini?

Perkembangan zaman yang terjadi saat ini sangat luar biasa pesatnya, dimana teknologi yang semakin canggih membuat orang-orang semakin mudah dalam mendapatkan informasi, mengembangkan diri, menyalurkan potensinya, dan sebagainya.

Perkembangan ini tentulah menjadi hal yang positif jika arahnya benar. Namun sayangnya, fakta yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa perkembangan yang terjadi pada dunia digital saat ini tidak berbanding lurus dengan perkembangan moral anak-anak bangsa saat ini. Dimana anak-anak saat ini sangat pandai dalam menggunakan gadgetnya, namun buta terhadap etika.

Seperti maraknya berita yang saat ini sering saya dengar bahwa para siswa/siswi tidak lagi menghargai gurunya yang perannya sebagai orang tua kedua saat kita sedang berada di sekolah. Rasa hormat, segan, dan patuh yang dulu selalu tertanam dalam pikiran dan hati saya ketika berada di bangku sekolah seakan mati dan terkubur dimakan oleh perkembangan zaman.

Miris sekali setiap mendengar atau melihat berita tentang siswa yang balik memarahi gurunya ketika ditegur atau dihukum karena melanggar aturan sekolah, ditambah lagi dengan aksi anarkis beberapa orang tua yang juga turut menyiksa guru yang sudah mendidik anaknya hanya karena tidak terima anaknya dijewer karena nakal di sekolah.

Selucu itukah nilai moral dan etika saat ini???

Kejadian-kejadian ini membuat saya semakin menekankan pada diri saya bahwa saya harus banyak belajar. Tidak hanya belajar tentang ilmu atau pengetahuan yang di dapat dari pendidikan formal, tetapi saya juga harus membekali diri saya akan nilai moral. Agar ketika nantinya saya sudah berkeluarga dan memiliki anak, saya tau dan mampu mendidik anak saya dengan pengetahuan umun dan juga mengajarkan dia tentang beretika.

Saya percaya bahwa terbentukannya pribadi seseorang pasti dimulai dari keluarga. Keluarga yang baik kemungkinan besar akan membentuk pribadi anak atau seseorang menjadi lebih baik dari pada mereka yang tumbuh dari lingkungan keluarga yang kurang baik.

Dan seperti kata Dian Sastrowardoyo:

"Entah akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, seorang wanita wajib berpendidikan tinggi karena mereka akan menjadi ibu. Ibu-ibu yang cerdas akan melahirkan anak-anak yang cerdas."

See??? Setiap kita punya peran untuk menjadikan bangsa ini lebih baik. Tidak perlu harus menjadi anggota legislatif atau bahkan menjadi seorang presiden untuk melakukan sesuatu bagi bangsa ini. Tetapi dalam hal seperti ini pun kita sudah memberikan kontribusi kita terhadap bangsa. Bayangkan jika semua orang mampu bersikap baik, saling menghormati dan beretika, tolong menolong dan menghargai setiap ragam yang ada dalam nusantara ini, pasti akan sangat indah.

Kecerdasan anak-anak bangsa juga ditentukan dari diri kita sendiri, jangan sampai kita justru menjadi bagian dalam rusaknya moral anak bangsa, atau menjadi bagian dari "penciptanya" kemerosotan moral anak-anak bangsa.

Jadi, mari kita semua sama-sama belajar, membekali diri agar nantinya kita mampu mendidik anak-anak kita menjadi orang-orang yang cerdas dan kemudian mereka tumbuh dan kembali melahirkan anak-anak yang cerdas juga. Tuhan pun berkata demikian:

"Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut." - Markus 9:42

Tuuhhh!!!

2 komentar: