Senin, 21 Mei 2018

Kita Tak Harus Sama

Terlalu banyak orang yang gemar menjadi seragam, menjadi serupa dengan kebanyakan orang, takut untuk menjadi berbeda, takut menunjukan warnanya sendiri, dan takut dipandang tak sejalan.

Tidak salah jika kau takut menjadi berbeda, tidak salah jika kau memilih untuk berjalan di track yang aman, itu bagian dari hak asasi mu. Namun hati-hati jika nantinya kau sendiri terlupa akan dirimu yang sebenarnya, akan warnamu yang sebenarnya jika kau hanya sibuk berkamuflase dengan bumi yang kau pijak padahal bumi tidak pernah memintamu untuk serupa dengannya.

Kita semua bermetamorfosis dengan beragam prosesnya, tidak ada yang sama. Kita tumbuh dari bibit yang kita sebut keluarga, lalu disirami dan dipupuk dengan sesuatu yang kita sebut lingkungan. Aku tumbuh menjadi aku, dan kau tumbuh menjadi engkau. Kita tidak diciptakan untuk menjadi sama,
kita tak perlu menjadi sama, lalu mengapa kau hanya sibuk untuk menjadi sama?

Bodoh..

Puluhan kata ini yang aku terima ketika memilih untuk tetap menjadi aku, memilih untuk tetap menunjukan warnaku ketika orang lain akan memilih bermain aman dengan merubah warnanya untuk menjadi senada dengan wadah tempat ia berada.

Tak apa, tak masalah apa yang mereka ucapkan dan pikirkan mengenai aku. Aku tidak perlu menjelaskan kepada mereka mengapa aku memilih untuk tetap menjadi aku. Aku tidak perlu menjelaskan mengapa aku tak ingin menjadi seperti mereka.

Aku memilih kasih ketika orang lain memilih "batas", aku memilih tulus ketika orang lain memilih "memanfaatkan", aku memilih mengampuni ketika orang lain memilih "dendam dan membalas", dan aku selalu berusaha memilih untuk berpikir "dia baik" ketika orang lain memilih untuk berpikir "ada yang terselubung".

Itu pilihan, dan kita semua bebas memilih apa yang ingin kita kenakan sebagai aksesoris kita. Walau dunia berkata bahwa kehidupan ini keras, aku akan tetap memilih untuk menjadi "halus", bukan kah batu juga dapat terkikis oleh tetesan air?

Aku indah menjadi aku, Tuhan menciptakan aku indah, aku bersyukur, dan caraku bersyukur adalah dengan tetap menjadi aku.

Eittss, jangan ngegas dulu, tetap menjadi aku disini bukan berarti tetap menjadi aku yang malas menyapu rumah ketika Ibu menyuruh dan lalu menyahutnya dengan "Aku ga mau bu, begini sudah diriku, jangan paksa aku untuk nyapu." Bukan seperti yang dimaksud dengan tetap menjadi Aku.

Tetap menjadi Aku adalah dimana orang lain melakukan sesuatu agar disukai, tetapi Aku melakukan sesuatu karena Aku suka. Sudah paham ya bedanya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar