Engkau yang bermata sendu memandang angan jauh tak berujung..
Berat beban di kepalamu tak lagi sanggup kau tahan hingga dagumu terturun..
Kerut kening menjadi jawaban bagi semua pertanyaan ketika lidahmu kelu untuk berkata menjelaskan..
Pada mereka, dia, dan dirimu sendiri..
Indahnya sejuta sajak ternama seakan tak cukup membasuh setiap kerut, peluh, dan tetes air mata yang tak kasat oleh mata setiap orang yang melihat..
Mungkin hanya dekap hangat ketulusan dari hati yang selalu bertahan dan siap sedia meski senyum pun tak pernah di dapatnya yang mampu memberikan sedikit angin sepoy kepada engkau yang terlalu lama berkelana itu..
Sambil berbisik dengan kegetiran bibir berucap "Aku disini untukmu"..
Mengelus pundak yang lelah berkelana memikul beban dan penyesalan yang belum sanggup engkau bayar..
Air mata sang pangeran gagah perkasa pun tak lagi mampu dibendung dan dagunya tak lagi mampu mengadah menatap bola mata si putri tak bermahkota itu..
"Maafkan aku.." adalah kalimat terbaik yang kau punya..
Berusaha menggenggam tangan kuat yang kini menjadi rapuh milik si hati tulus yang terlampau sering terhujam derap kekecewaan yang kau ciptakan..
Memastikan agar langkahnya tidak membelakangimu, memastikan bahwa hatinya masih memberi ruang pada engkau yang terlalu banyak berlumuran kepahitan..
Kini, sadarkah engkau dari mabukmu? Terluputkah sudah ueforia keindahan dunia dari pandangmu? Bersihkah sudah hatimu dari serangkaian deretan bunga yang kau petik dan kau campakan sebelumnya? Atau.. ini hanya persinggahan sementaramu untuk beristirahat sejenak lalu kemudian mengukir cerita yang sama?
- Me -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar