Orang pasti sepakat kalau mengetahui banyak hal itu adalah sesuatu yang bagus. Ada juga orang yang bilang bahwa semakin banyak yang kita tahu maka semakin sadar pula kita bahwa banyak hal yang kita tidak tahu.
Aku termasuk orang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, bahkan aku selalu mencari cara untuk mencari apapun yang ingin aku ketahui. Dan terkadang aku selalu merasa diriku bodoh jika aku mulai tidak pernah membaca atau mencari hal-hal baru yang aku ketahui.
Bukankah itu terdengar bagus? Ya, harusnya begitu. Tetapi, pada satu titik aku mulai berpikir bahwa terlalu banyak yang kita tahu itu tidak selamanya baik. Karena, sometimes aku merasa itu sangat mempengaruhi psikologis, emosi, dan cara berpikir kita.
Koq bisa??
Ya, mungkin hal ini tidak bisa di benturkan dengan semua hal atau kasus lainnya. Tapi dalam hal ini, yang menjadi pertimbangan aku adalah ketika kita terlalu banyak tahu mengenai seseorang. Terlebih seseorang yang kita kasihi, itu akan sangat mempengaruhi diri kita terhadap orang tersebut.
Ketika kita mulai dekat dengan seseorang, siapapun itu, sedikit banyak pasti kita akan mencari infomasi tentang dia. Entah itu tentang profesinya, keluarganya, lingkunganya, atau apapun itu yang sebenarnya tujuan dari kita mencari informasi itu agar merasa lebih dalam lagi dekat dengan orang tersebut.
Tapi, bagaimana jika apa yang kita ketahui itu ternyata bukan sesuatu yang baik? Bukan sesuatu yang membuat kita nyaman? Atau bahkan sesuatu yang membuat kita terluka?
Apakah hal itu tidak mempengaruhi pandangan kita terhadap orang tersebut? Perasaan kita terhadap orang tersebut? Sikap kita terhadap orang tersebut? Itu pasti..
Kita seperti dibenturkan terhadap rasa nyaman kita sebelumnya, rasa sayang kita sebelumnya dengan sesuatu yang membuat kita terluka mengenai orang tersebut. Kita mulai berpikir bahwa terlalu sulit menerima semua hal yang tidak baik tadi tetapi juga merasa berat untuk mengabaikannya.
Ya, semua kita pasti sepakat bahwa setiap orang memiliki sisi gelapnya masing-masing. Tetapi, hal itu tidak lantas membuat kita menjadi lebih mudah untuk menerima semua hal itu.
Lalu, apa yang harus kita lakukan?
Mengabaikan, atau menerima namun dengan sedikit kegetiran di hati kita?
Masa lalu adalah bagian dari setiap hidup manusia. Belajar menerima adalah cara yang terbaik. Menghakimi hanyalah hak Tuhan semata, dan biarlah itu menjadi bagian Tuhan sendiri. Menghakimi hidup orang lain tentang baik dan buruk bukanlah bagian kita walaupun kita semua tidak akan terlepas dari hal itu selama kita hidup di dunia ini.
Kembali berpikir bahwa diri ini tidak lebih baik dari orang lain. Orang lain tidak lebih buruk dari diri kita sendiri.
Niscahya, Tuhan memberi kita hati untuk saling menerima setiap sisi dalam diri seseorang di sekitar kita.
Tetapi, jika itu masih terasa berat, mungkin ada baiknya untuk tidak mengetahui apapun daripada memaksakan dirimu untuk mengetahui banyak hal yang justru membuatmu terluka dan susah menerima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar